Bapak ibu dan saudara Yth.
Jika kita perhatikan kehidupan di sekitar kita, pernahkan menjadi bahan introspeksi bagi diri kita sendiri, marilah kita renungkan coretan berikut:
PENGEMIS TUA
Di sudut simpang tiga Jalan Kyai Maja
Duduk termenung pengemis tua
Gagu berjanggut warna putih
Suaranyapun lirih
Dia menghampiri siapa yang ada
Dikasih tidak senyum tetap mengembang
Tiba-tiba lampu hijau menyala
Waktu 30 detikpun melayang
Betapa syukurnya kita
Jika terbayang di hari tua
Menanti dengan gaji yang tersisa
Tentu .... tanpa berharap balas jasa
Anak cucu berlarian riang
Di halaman belakang yang rindang
Panggilan ... kek...kakek pun berkumandang
Begitu beda bagi sang pengemis tua membayang
Bukankah itu sebuah dinamika
Derajat manusia ada beda
Kita penguasa tangan telungkup
Pengemis tua menengadah mengharap cukup
Lapang dan sempit bukan kendala
Insan dermawan tetap terjaga
Karena...sebagian harta bukan haknya
Dan..senantiasa disodaqohkan sampai tua
Begitu bahagiakah kita?
Bagaimana dengan pengemis tua?
Tentu..jika ridlo dan menerima keadaan apa adanya
Karena...semua kan berpulang di tempat yang sama
Semoga kita senantiasa ingat bahwa ujung perjalanan adalah liang lahat 1 x 2 meter saja yang masih kita butuhkan nanti. Semoga pula kita termasuk orang yang berumur panjang yang bermanfaat bagi sesama, amien.
Salam,
Soewarno Hasanbahri
No comments:
Post a Comment